Shooting Video
Dalam menjalankan proyek produksi
video, khususnya kegiatan pengambilan gambar ataushooting video, sejumlah hal berikut ini harus dipersiapkan dengan baik
: a) desain produksitermasuk skenario, yang bisa menjadi panduan yang
baik tentang apa-apa yang harus dikerjakanselama
shooting; b) kesiapan kru dalam menjalankan perannya masing-masing; c) kesiapanperlengkapan yang juga merupakan tanggung jawab
masing-masing kru.Berikut ini
gambaran sejumlah fungsi produksi (shooting video) suatu proyek home videoyang
dilakukan oleh suatu tim kecil terdiri dari 3-5 orang, serta kompetensi yang
dibutuhkan untukmenjalankan fungsi-fungsi tersebut.
Fungsi Sutradara
Seorang sutradara berusaha
menerjemahkan bahasa tulisan pada skenario menjadi bahasavisual video. Dalam upayanya itu, tergantung
jenis produksi video yang dikerjakannya, ia bisaberurusan dengan
aktor/aktris (atau "talent" yang mengisi peran pendukung), kameramen,
penataartistik dan kru lainnya. Sutradara inilah yang mengatur akting
artis/talent termasuk dialognya. Untukmendapatkan pemeran yang tepat untuk
peran tertentu, sebelumnya dapat dilakukan suatu uji peranyang disebut dengan
"casting" terhadap sejumlah orang yang dinominasikan untuk peran itu.
Bahkandalam suatu produk non-cerita pun,
misalnya dalam produk video profil perusahaan atau liputanvideo
pernikahan, diperlukan sedikit banyak rekayasa adegan untuk menciptakan bahasa
gambar yang lebih kuat, dan dalam hal inilah peran sutradara amat
diperlukan. Misalnya, aktivitas di ruangkerja
kantor diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan suasana kerja yang
sibuk dandinamis, meskipun
sebenarnya dalam kesehariannya kesibukan yang seperti itu tidak pernah terjadi.
Fungsi Kameramen
Kameramen
membantu sutradara dalam upaya penerjemahan dari bahasa tulisan ke bahasavisual. Sudut pengambilan gambar amat
menentukan keberhasilan penyampaian pesan. Sebagaisuatu kontras dapat
disebutkan bahwa sudut pengambilan gambar yang tinggi (high angle) terhadapobyek dapat menimbulkan kesan ketidakberdayaan
obyek, dan sebaliknya low angle dapatmembantu
menimbulkan kesan perkasa pada obyek yang diambil. Demikian pula pergerakan
kameradapat membantu menciptakan kesan-kesan tertentu sesuai tuntutan cerita.
Tips untuk Kameramen
1.Gambar goyangGambar yang
goyang umumnya tidak dikehendaki dan bisa memusingkan pemirsa.Gambar semacam ini dihasilkan dari
shooting video dengan pegangan tangan pada kamera(grip) yang salah dan belum
bagusnya pengaturan nafas. Solusi 1 : gunakan triphod yangkokoh saat shooting
video. Pelajari cara penyetelan triphod – termasuk rodanya jika perlu –agar
Anda tetap bisa bergerak dinamis mengikuti keperluan pengambilan gambar; 2)
jikaAnda memegang kamera dengan tangan
maka ikuti tips berikut ini : a) sandarkan tubuh padasesuatu yang kokoh,
rapatkan pegangan kamera ke tubuh lalu atur nafas dengan baik; b)lebih baik lagi jika menyandarkan kamera pada
sesuatu yang kokoh misalnya meja;
2.Terlalu banyak
zoomGambar zoom tidak baik karena detil obyek sulit tertangkap, fokus menjadi
sulitdisesuaikan (entah
manual atau auto fokus) dan gambar menjadi mudah goyang. Padahalsebailknya, gambar close-up yang diambil dari
dekat akan memiliki daya tarik yang kuat padashooting video yang dihasilkan.
Kebanyakan kameramen amatir menggunakan fasilitas zoomkarena alasan
berikut : a) senang memainkan fitur unik ini; b) ketinggalan obyek, yaitu obyekshooting yang dianggap penting berada jauh dari
posisi kameramen c) malu atau malasmendekati obyek, misalnya ada wanita
cantik peserta acara yang bagus untuk di-shootingnamun kameramen merasa malu untuk mengambil shooting dari dekat untuk
mengambilgambar close-up; d) berdalih mengambil “candid camera”. Solusi
1) : pikirkan matang-matang obyek yang hendak di-shooting (sekali lagi,
idealnya telah dirumuskan dalam suatuskenario); 2) dalam peliputan suatu acara,
mintalah lebih dulu jadwal acara lantas dipelajari,sambil terus berkonsultasi dengan panitia acara; 3) harus melatih
kepercayaan diri untukbiasa tampil
hilir mudik di muka umum, demi mendapatkan angle yang baik; 4) untukkebanyakan
kasus, dapat dipikirkan alternatif yang lebih baik daripada mendapatkan
gambar “candid camera” yang buruk
karena diambil dengan zoom.
3.Terlalu
banyak PANNING ialah pergerakan kamera horisontal ke kiri atau ke kanan
yangdilakukan seorang kameramen ketika hendak mengambil gambar keadaan
sekeliling.Berbeda dengan pan lembut yang dapat menambah dinamis gambar,
pan yang cepat akanmemusingkan pemirsa, pula gambar yang dihasilkan kurang
tajam (karena kamera bingung dengan penyesuaian fokus). Kebanyakan kameramen
amatir sering menggunakan pan yangberlebihan
karena :a.“ingin menyampaikan
selengkap mungkin informasi” melalui gambarnya, tanpadidahului perencanaan pengambilan gambar;b.ia justru bingung, gambar apa yang hendak
diambil dengan kamera videonya.Solusi
1) biasakan menulis rencana shooting sambil memaknai apa yang hendakdisampaikan dengan obyek/kegiatan yang akan
di-shooting tersebut; 2) sesuaidengan rencana shooting, persiapkan diri dengan
baik untuk bertugas di tempatshooting, jika mungkin pelajari lebih dulu
angle-angle yang baik dan mungkin untukdi-ambil.
4.Gambar tidak
fokus (blur)Kameramen amatir diasumsikan menggunakan kamera dengan setting auto fokus,namun seringkali ada saat-saat hasil
shooting video gagal untuk fokus. Ini sering disebabkanpergerakan kamera (pan) yang terlalu cepat , padahal fitur auto fokus
kamera kadangmembutuhkan waktu sepersekian detik untuk mengenali fokus
obyek. Sebab lainnya yaitu jarak pengambilan gambar yang jauh (long shot)
sehingga banyak obyek yang ada di frameyang berada pada jarak yang berbeda-beda
sehingga kamera kesulitan menentukan fokus.Solusi 1) kurangi pan; 2) biasakan
untuk mendekati obyek sebelum mengambil gambarnya,sehingga bisa mendapatkan gambar close-up atau setidaknya medium-shot,
yang dapatmenghasilkan detil obyek
yang lebih baik.
5.Salah
pencahayaanKemampuan
seorang kameramen menggunakan cahaya – baik alam maupun buatan –akan merupakan penentu keunggulannya. Kameramen
amatir (dengan asumsimenggunakan
kamera video auto) biasanya sering salah pada : a) backlight, yaitupengambilan
gambar pada angle yang melawan sumber cahaya; b) kontras terlalu
tinggi,misalnya di ruang terbuka mengambil gambar orang yang berkulit gelap
dengan backgroundlangit putih. Solusi 1) jika backlight tak terhindarkan (tak
ada pilihan angle yang lain) maka jangan lupa untuk meng-aktifkan fitur
backlight pada kamera video; 2) pengambilan angleyang dekat (medium-shoot,
close-up bahkan extreme close-up) dapat mengurangi kontraswarna yang tertangkan oleh lensa kamera video.
6FramingKebanyakan kameramen amatir selalu
menempatkan obyeknya di tengah frame kamera.Padahal idealnya, framing ini
mengikuti “Kaidah Sepertiga” (Rules of Third) sebagaimanayang juga dikenal
dalam dunia fotografi. Kaidah ini menyebutkan bahwa jika layar kameradibagi
tiga (baik secara vertikal maupun horisontal), maka obyek harus berada di
garis-garispertemuannya (jadi bukan di
tengah, tapi menyamping). Jika demikian maka ada ruangobyek dan ruang
kosong. Ruang kosong ini bisa diisi dengan background penunjang yangmenarik. Untuk framing adegan wawancara atau pun
monolog dimana pada layar tampil seorang yang berbicara di depan kamera
serong ke samping, maka arah serong-nya ialahmenghadap
ke bidang kosong tersebut.
7.Sudut pengambilan
gambar (angle)Kebanyakan kameramen amatir juga sering mengambil gambar terlalu jauh,
yaituMedium Shot (MS) atau
bahkan Long Shot (LS), padahal pada angle kamera ini detil obyektidak tertangkap jelas. Pada sejumlah produk home
video seperti wedding video, videoliputan
acara, video ulangtahun, dan lain-lain, potensi daya tarik terbesar ialahemosi/ekspresi
manusia yang terpancar dari wajah-wajah para pelaku peristiwa. Karena itudisarankan untuk banyak melakukan eksperimen soal
angle kamera, terutamamemberanikan diri untuk mengambil angle Close Up
(CU) dan Extreme Close Up (ECU).
Fungsi Pencahayaan
Jika fotografi sering disebut dengan
"melukis dengan cahaya", kira-kira demikian pula halnyadengan video, yaitu bagaimana pentingnya memahami
karakteristik pencahayaan pada prosesshooting
video. Gambar yang jelas/tajam dapat diperoleh pada intensitas cahaya tertentu.Sedangkan
kelebihan cahaya (over exposure) menyebabkan detil warna tidak diperoleh dan
gambar menjadi dominan putih, sedangkan pada kasus kekurangan cahaya
(under exposure), detil warnaobyek tidak
diperoleh dan gambar menjadi dominan hitam.Peralatan video memang
berbeda dengan peralatan produksi film. Secara sederhana dapatdikatakan bahwa
lensa kamera video memiliki kepekaan cahaya yang lebih rendah daripada kamerafilm sehingga ia memiliki keterbatasan dalam
menangkap rentang cahaya. Karena itulah, lokasishooting video akan amat
menentukan kualitas gambar video yang dihasilkan, dimana pada indoor shooting dengan peralatan lighting yang memadai,
sumber-sumber cahaya lebih mudah dikendalikanuntuk pencapaian gambar yang ingin dihasilkan. Sementara outdoor
shooting harus diatur sedemikian rupa agar kontras warna dapat
diminimalkan (yang akan mengurangi ketajaman gambar yang akan dihasilkan).Fungsi pencahayaan
ini dapat diperankan oleh seorang lighting man khusus (terutama jikaindoor
shooting menggunakan sumber cahaya buatan) atau sekedar bahan perhatian
kameramensaat operasional kameranya.
Tips Pencahayaan
1.Kontras Warna
(gelap-terang)Secara umum dapat
dikatakan bahwa kualitas kamera video tergantung dari kepekaanlensanya terhadap cahaya. Lensa disebut peka jika
ia dapat menangkap gradasi warna(gelap-terang) yang lebar. Makin tidak
peka lensa, makin sulit ia menangkap gradasi warna.Oleh lensa yang kurang peka,
titik warna yang “mendekati hitam” akan ditangkap sebagaititik hitam, dan titik warna yang “mendekati
putih” akan ditangkap sebagai titik putih.Demikianlah kita mengenal gambar sebagai “tajam” atau “kurang tajam”
berdasarkankekayaan informasi warna
dan gelap terang yang berhasil disajikan. Karena itu, agar dapat menangkap gambar obyek secara detil, usahakan
pada layar kamera video agar gambar yang tertangkap memiliki
kontras warna yang rendah. Berikut iniialah contoh buruk : mengambil obyek manusia
berkulit gelap, dengan latar belakang langitputih.
Kamera video auto akan mengambil “cahaya rata-rata” sedemikian rupa sehinggasebagai hasilnya gambar obyek akan gelap.
Sedangkan pada kamera yang cahayanya dapatdisetting manual, jika bukaan
cahaya (diafragma) diperbesar agar dapat menangkap detilwarna pada tubuh
manusia, maka pada bagian langit warnanya akan “meledak” yaitu putihamat terang.
2.Cahaya
"Lembut" dan "Keras"Cahaya yang lembut (soft) akan menghasilkan gambar yang lebih bagus
dibandingkandengan cahaya yang keras. Karena itu untuk keperluan shooting
outdoor, terdapat waktushooting yang ideal yaitu pagi atau sore hari dimana
intensitas cahaya matahari tidak terlaluterang. Jika cahaya ini terlalu terang,
sebaiknya dipakai semacam kain filter untuk menyaringcahaya yang menuju obyek shooting agar dihasilkan cahaya yang lebih
soft.Pada penggunaan lambu buatan untuk indoor shooting, filter ini bisa
dipakaikan padasumber cahaya (lampu) sehingga cahaya akan berpendar dengan
soft. Cara lainnya, cahayadihadapkan ke atap atau tembok sehingga obyek
shooting hanya akan menerima pantulancahayanya
yang lebih lembut
.3.Reflektor Reflektor dapat
digunakan untuk memantulkan cahaya keras menjadi lebih lembut.Reflektor juga dipakai sebagai sumber
cahaya lain selain sumber cahaya utama sehinggaobyek shooting akan terkena cahaya secara lebih merata pada
keseluruhan bagiannya. Padaprinsipnya reflektor dapat dibuat dari bahan
apa saja yang berwarna putih/terang sehinggadapat
secara optimal memantulkan cahaya yang diterimanya. Biasanya untuk dapatmembuat reflektor dengan murah, bahan alumunium
foil direkatkan pada sebidang busa(stereoform) untuk menjadi reflektor
yang ringan dibawa
.4.Arah
CahayaUntuk kebanyakan kasus dimana
diharapkan obyek shooting terekam gambarnya secaradetil, arah cahaya
harus berasal dari depan obyek, atau searah dengan arah kamera video.Cahaya yang berasal dari belakang obyek disebut
“backlight” dan akan menghasilkangambar siluet yaitu obyek yang gelap (catatan
: ini dapat saja dipakai untuk keperluankhusus yaitu misalnya jika
identitas obyek memang sengaja dikaburkan). Pengaktifan fitur backlight
pada kamera video memang sedikit membantu tapi itu sebaiknya dilakukan jikasudah tidak ada pilihan angle yang lebih baik
lagi.
5.Pencahayaan
Tiga Titik (Three Point Lighting)Teknik pencahayaan dasar disebut dengan Three Point Lighting yang seperti
tergambar dari namanya, menggunakan 3
sumber cahaya (yang kesemuanya sebaiknya berupa cahayabuatan). Dalam teknik ini terdapat 3 buah sumber
cahaya dengan intensitas dan sudutmasing-masing terhadap obyek shooting,
yaitu key light, fill light, dan rim light.
.6.Fungsi ArtistikSeorang penata artistik bertanggung
jawab menyiapkan setting lokasi shooting termasuksemua properti yang merupakan
bagian dari skenario. Misalnya, dalam skenario terdapatadegan kesibukan kerja
di kantor maka penata artistik harus menyiapkan setting lokasi dansemua barang
yang diperlukan agar adegan tersebut “hidup” sesuai dengan kenyatannya.Pada konteks home video yang berbeda dengan produksi
film komersial, tugas penataartistik tetap penting. Meskipun mungkin tidak
perlu dibuat suatu rekayasa khusus untuksetting lokasi dan adegan, namun
ia harus mengoptimalkan kondisi lokasi dan properti yangsudah ada untuk
membantu fungsi sutradara dan kameramen agar dapat dihasilkan gambar yang baik. Dalam pengambilan suatu gambar produk
video amatir misalnya, seringditemukan kemunculan benda-benda yang
mengganggu penglihatan, yang sering luput dariperhatian kameramen. Peran
seorang penata artistik lah yang harus membantu mengurangikemungkinan terjadinya hal seperti ini.Pada tahap Pra Produksi, penata artistik memulai
pekerjaannya dengan mempelajariskenario dengan teliti, lalu membuat list
berisi detil kebutuhan set dan properti, lalu membuatbujet untuk penyediaan properti tersebut. Imajinasi dan kreativitas
amat diperlukan padatahap ini untuk mengupayakan agar properti dapat
tersedia secara mudah, murah dan cepat, tanpa
mengorbankan kualitas properti yang berpotensi merusak cerita. Sedangkan padatahap
Produksi, penata artistik terus mengikuti kegiatan shooting untuk menyiapkan
semuakebutuhan bagi adegan demi adegan yang akan di-shooting. Kecepatan dan
keterampilandalam membongkar pasang properti akan merupakan salahsatu penentu
berlangsungnyakegiatan shooting yang
efektif dan efisien
.7.Fungsi Make-up
& WardrobeFungsi ini
diperlukan untuk menyiapkan orang-orang yang akan tampil sebagai obyekshooting dalam hal busana/pakaian/kostum dan
make-up. Dalam hal pakaian, beberapafaktor
yang harus menjadi perhatiannya : kerapihan, kebersihan, kecocokan, dan warna.
Tigaaspek yang disebutkan awal tadi mungkin mudah untuk dipahami, yaitu
bahwa pemain/talentyang tampil harus
berpakaian dengan layak sesuai dengan perannya. Adapun mengenaiwarna
ialah, berhubung kamera video memiliki kepekaan lensa yang terbatas, maka
sedapatmungkin harus dihindari pemakaian
warna pakaian yang memiliki kontras tinggi denganwarna kulit/wajah. Yang
sering terjadi ialah, bahwa kebanyakan orang Indonesia berwarnakulit gelap (sawo matang) namun karena udara yang
cukup panas sering memakaipakaian/kaos
berwarna cerah seperti putih, kuning. Kombinasi warna kulit dan pakaiandengan
warna tersebut tidak cocok untuk keperluan shooting karena kontras warna
tersebutmenyebabkan detil obyek sulit tertangkap oleh kamera. Jadi disarankan
untuk memilihkanpakaian yang warnanya
dekat dengan warna kulit pemain/talent.Adapun soal make-up, pekerjaan
minimal yang dapat dilakukan namun dapat memberiefek signifikan ialah soal
kerapihan potongan rambut, pembersihan wajah dan pembedakan.Wajah pemain/talent
yang berminyak akan memantulkan cahaya dan akan menjadi gambar yang buruk.
Amat baik jika untuk keperluan home video pun tersedia fungsi make-up ini
yangmelakukan kegiatan pembersihan wajah dan pembedakan agar wajah para pemain/talentdapat tertangkap dengan baik oleh kamera video
saat shooting.
8.Fungsi AsistensiKegiatan
pengambilan gambar sebenarnya melingkupi sejumlah banyak tugas yangkompleks. Sebagai perbandingan dapat
kita lihat bahwa setelah berakhir suatu tayangan filmkomersial, film Hollywood
misalnya, maka muncullah sekian ratus orang yang terlibat dalamproses produksi film tersebut. Pada produksi home
video, meskipun hanya sedikitsumberdaya
manusia yang bisa dilibatkan, sebaiknya fungsi-fungsi tertentu yang telahdijelaskan
di atas tetap coba dijalankan meski dengan keterbatasan masing-masing. Untukitu dapat diperbantukan seorang asisten yang
melakukan segenap tugas rangkap untukmembantu tugas-tugas yang
dijalankan oleh kru inti. Tugas asistensi ini bisa amat fleksibel,tergantung kondisi di lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar